Minggu, 01 Mei 2016

Masalah Menyusui pada Bayi

a. Bayi sering menangis
Ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan bila bayinya menangis:
1.      Alasan bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan baik atau karena sebab lain, misalnya mengompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong, atau ingin disayang.
2.      Keadaan ini merupakan hal yang biasa dan ibu tidak perlu terlalu cemas karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi itu sendiri. Akibatnya, produksi ASI akan berkurang.
3.      Coba atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah atau kotor.
4.      Dapat juga dengan mengganti posisi bayi, misalnya posisi tengkurap ditepuk-tepuk pantatnya dengan lembut.
5.      Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi tidak benar saat menyusui, yang akibatnya ASI tidak sempurna keluarnya.
6.      Bayi menangis maksud untuk menarik perhatian, terutama kepada ibu karena sesuatu hal. Oleh karena itu, janganlah membiarkan bayi menangis terlalu lama, disamping membuat ibu menjadi kesal, juga akan mengganggu proses laktasi.
Ada pula beberapa hal yang dapat mengubah “pola” bayi:
1.      Kelaparan karena percepatan pertumbuhan: usia 2 minggu , 6 minggu, dan 3 bulan.
2.      Makanan ibu: alergi terhadap susu sapi, kedelai, telur, dan kacang.
3.      Obat-obatan yang dikonsumsi ibu: kafein, kopi, teh, cola.
4.      Terlalu banyak fore milk: kurang hind milk karenan telalu cepat dipindah atau pancaran ASI terlalu kuat.
5.      Kolik: tak jelas penyebabnya mengapa ususnya “aktif”, biasanya berkurang setelah usia 3 bulan.
6.      Bayi dengan banyak kebutuhannya.
b.      Bayi bingung puting
Tanda-tanda bayi bingung puting:
1.      Bayi mengisap puting seperti mengisap dot.
2.      Mengisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar.
3.      Bayi menolak menyusu.
c.       Bayi premature dan bayi kecil (BBR)
Untuk merangsang isapan bayi, sentuhlah langit-langit mulut bayi dengan menggunakan jari tangan ibu yang bersih. Bila bayi masih di rawat diRS, seringlah dijenguk sambil diberi sentuhan penuh kasih sayangatau bila mungkin, susuilah secara langsung.
d.      Bayi kuning (ikterik)
Dalam hal ini yang harus dilakukan:
1.      Segera memberikan ASI setelah bayi lahir.
2.      Susui bayi sesering mungkin dan tanpa dibatasi.
3.      Bayi yang mendapat ASI dikeluarkan, sebaiknya diberi tambahan 20% ASI (donor).
e.       Bayi kembar
Ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi ibu sebenarnya dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah adalah dengan posisi memegang bola. Jika ibu menyususi bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara bergantian, jangan menetap hanya di satu payudara saja. Alasannya, selain memberi variasi kepada bayi (tidak hanya menetap pada satu sisi sehingga nantinya tidak juling), juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda sehingga memberikan kesempatan pada perangsangan puting susu untuk terjadi seoptimal mungkin.
f.       Bayi sakit
Susuilah bayi dalam posisi duduk, sedikit-sedikit tapi sering. Sendawakan bayi seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang-goyangkan bayi karena dapat menyebabkan muntah. Kalau ibu ingin menidurkan bayi, tidurkan dalam posisi telungkup atau miring karena posisi terlentang memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi.
g.      Bayi sumbing dan celah-celah langit (pallatum)
Cara menyusui yang dianjurkan:
1.      Posisi bayi duduk.
2.      Puting dan aerola dipegang selagi menyusui. Hal tersebut sangat membantu bayi untuk mendapatkan cukup ASI.
3.      Ibu jari sis ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4.      Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI dikeluarkan dengan cara manual atau dengan pompa, kemudian berikan dengan sendok, pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini, bayi akan belajar mengisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
h.      Bayi dengan lidah pendek (lingual frenulum)
Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” puting dan aerola dengan benar. Pertahankan kedudukan kedua bibir bayi agar posisi tidak berubah-ubah.

 Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB Akbid. AKBID Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi : www.akbiduk.ac.id Akbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah Yogyakarta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar